Pages

Senin, 30 September 2019

Misteri Teknologi Tinggi Nabi Sulaiman

Assalamu'alaikum wr wb

berbicara tentang teknologi dimasa lalu tentu kebanyakan dari kita berfikir bahwa teknologi dimasa lalu benar-benar priitif jika dibandingkan dengan teknologi kita di masa ini

Namun benarkah demikian?
mari kita berteori?

kali ini kami akan mencoba memaparkan beberapa fakta menarik tentang peradaban dimasa lalu yang terfokus membahas tentang peradaban Nabi Sulaiman As

yang pertama

Peninggalan Sejarah
sebelumnya kita tidak akan membahas terlalu dalam tentang seperti apa peninggalan-peninggalan Nabi Sulaiman dikarenakan sedikitnya referensi-referensi yang bisa ditemukan namun bukan berarti kita beranggapan bahwa teknologi dimasa lalu primitif

begitu banyak peninggalan sejarah yang menjadi misteri karena begitu menakjubkan sebagai contoh Piramida di Mesir, Candi Boroboudur di indonesia, Bangunan Suku Maya di Amerika Selatan, Kota Atlantik, Mesjid Sulaiman di Palestina dan masih banyak lagi.

Semua peninggalan tersebut merupakan saksi bahwa perdaban di zaman dulu begitu majunya sehingga menghasilkan bangunan yang demikian hebat.

yang kedua
Melihat dari perspektif islam melalui kita suci Al-Qur'an menunjukkan adanya teknologi teleportasi

Pada ayat 38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan :

38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”


39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”


40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”


Bagi para pemikir Islam modern, apa yang telah dikisahkan dalam Al-Qur’an surat An Naml ayat 38 – 40  merupakan suatu petunjuk nyata akan kecanggihan teknologi yang telah dimiliki oleh Nabi Sulaiman a.s. dan umatnya, dimana dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi, umat Nabi Sulaiman mampu menciptakan teknologi teleportasi, yaitu teknologi memindahkan suatu obyek dari jarak jauh hanya dalam waktu sekejap, yang mampu mengalahkan atau mengungguli kemampuan bangsa jin yang hanya mengandalkan pada kekuatan dan kecepatan fisiknya saja.

Dizaman saat ini dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat teknologi teleportasi masih belum di temukan, dan oleh sebagian orang, teknologi ini masih dianggap sebagai khayalan dunia sains fiksi belaka, sehingga sulit dipercaya apabila pada zaman dulu, di zaman Nabi Sulaiman yang hidup kurang lebih 3.000 tahun yang lalu, teknologi ini telah berhasil dicapai dan dipergunakan secara sempurna.

dalam tafsir Ibnu Katsir yang dijelaskan bahwa proses pemindahan singgasana Ratu Bilqis tersebut terjadi berkat doa salah seorang pengikut Nabi Sulaiman. Menurut hadist riwayat Ibnu ‘Abbas, orang ini bernama Ashaf bin Barkhiya. Ia adalah sahabat sekaligus sekretaris pribadi Nabi Sulaiman yang sangat terpercaya dan menguasai ilmu pengetahuan yang bersumber dari al-Kitab. Dikatakan di dalam tafsir tersebut, sama sekali tidak ada tindakan apa-apa dari pengikut Nabi Sulaiman bernama Ashaf tersebut, selain berwudhu lalu berdoa kepada Allah, dan kemudian secara ghaib dan tiba-tiba Allah pun mengabulkannya dan memindahkan singgasana Ratu Bilqis tersebut dalam waktu sekejap mata.

Mungkinkah seperti itu?
Hanya Allah lah yang tau?

Pertama, jika yang dikerjakan oleh seorang bernama Ashaf ini hanya berdoa memohon kepada Allah, apakah pantas ia berkata atau memberi jaminan kepada Nabi Sulaiman bahwa; ia akan membawa singgasana itu kepada Nabi Sulaiman sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip? Seolah ia dengan begitu yakinnya telah mengetahui bahwa Allah SWT akan mengabulkan doanya persis seperti apa yang ia janjikan atau jaminkan kepada Nabi Sulaiman.

Kedua, jika memang benar upaya yang dilakukan oleh orang bernama Ashaf ini hanya berdoa memohon kepada Allah untuk memindahkan singgasana Ratu Bilqis dalam waktu sekejap mata, siapakah sebenarnya yang lebih dekat dan lebih mulia di sisi Allah di antara mereka? Bukankah yang paling mulia dan paling dekat dengan Allah SWT di antara mereka tentunya adalah Nabi Sulaiman sendiri? Jika upaya yang dilakukan hanya sekedar berdoa saja, tentunya Nabi Sulaiman bisa melakukannya sendiri, karena justru beliaulah orang yang paling berhak untuk melakukannya dan paling makbul doanya untuk didengar dan dikabulkan oleh Allah.

Dalam teori ini, bukannya kami tidak mempercayai sesuatu yang bersifat ghaib atau supranatural, seperti mukjizat atau keajaiban, terlebih apabila hal tersebut berasal dari Allah. Juga bukan pula karena mau sok ilmiah, namun perlu untuk kita cermati bahwa peristiwa pemindahan singgasana Ratu Balqis dalam waktu sekejap mata bukanlah suatu peristiwa yang sederhana yang bisa dijelaskan begitu saja secara dangkal, dimana dengan doa semuanya selesai atau semuanya beres.

Pada teori yang lain dikatakan bahwa Ifrit dari golongan jin mampu memindahkan singgasana itu karena mengandalkan kekuatannya, sementara manusia yang jauh lebih lemah ternyata mampu memindahkannya dengan cara yang jauh lebih cepat lagi, yaitu hanya dalam waktu sekejap mata yaitu dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

bukankah telah diisyaratkan di dalam Al-Qur'an bahwa kemampuan Ashaf ini diperoleh karena ia memiliki ilmu dari al-Kitab. Menurut sebagian penafsir, bahwa al-Kitab yang dimaksud adalah kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud.

Adapun penafsiran yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud al-Kitab tersebut adalah manuskrip ilmu pengetahuan yang diwariskan oleh kedua nabi tersebut. Mengingat Nabi Musa sendiri diketahui adalah orang yang paling cerdas dan berilmu di zamannya. Selama tinggal di istana Fir'aun, dari kecil hingga dewasa, Nabi Musa banyak mempelajari manuskrip-manuskrip kuno milik bangsa Mesir kuno yang berisi catatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat tinggi yang telah berhasil dicapai oleh umat manusia di masa lampau, seperti teknologi pembangunan piramid dan juga teknologi kelistrikan yang konon kabarnya telah berhasil dicapai oleh bangsa Mesir kuno.

Begitu pula dengan Nabi Daud. Ia juga adalah seorang yang sangat cerdas dan mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi, terutama dalam bidang metalurgi atau pengolahan logam.

Kita memang tidak tahu dengan pasti al-Kitab macam apakah yang dikuasai oleh pengikut Nabi Sulaiman bernama Ashaf bin Barkhiya ini, yang jelas Al-Qur'an telah mengisyaratkan bahwa kelebihan orang ini dibandingkan yang lainnya adalah ia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat langsung diaplikasikan atau dibuktikan, dimana sebelum Ashaf menjanjikan kepada Nabi Sulaiman, tentunya ia telah menguji coba atau melakukan serangkaian eksperimen terlebih dahulu dan berlangsung sukses, sehingga dengan yakinnya ia kemudian bisa menjanjikan kepada Nabi Sulaiman

begitu juga dengan kisah Ratu Balqis yang disebutkan di dalam Al-Qur'an surah An-Naml pada ayat 44

Tatkala Sulaiman berkata pada Balqis, “Masuklah ke dalam istana.” Ketika Balqis melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan diangkat penutup kedua betisnya karena takut basah.

Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca yang sangat bening.”

Berkatalah Balqis, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”


yang kedua
Melihat dari perspektif islam melalui kita suci Al-Qur'an menunjukkan adanya teknologi piring terbang atau zaman sekarang disebut teknologi upo

Pada ayat 34 di surat As Saba' disebutkan :

“Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya.” (QS. Saba’ (34): 12)

Para ulama dan ahli tafsir sepakat bahwa ayat tersebut menyebutkan atau mengisyaratkan tentang kendaraan terbang Nabi Sulaiman a.s. atau kemampuan Nabi Sulaiman untuk mengudara atau mengangkasa dengan bantuan angin, sehingga beliau dapat bergerak dengan kecepatan tinggi atau menempuh perjalanan yang jauh dalam waktu yang relatif singkat.

Petunjuk serupa juga dapat ditemui dalam surat Al Anbiyaa’ ayat 81 dan Shaad ayat 36 :

“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Anbiyaa’ (21): 81)

“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.” (QS. Shaad (38): 36)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa kendaraan atau yang membawa Nabi Sulaiman terbang adalah sebuah permadani, dimana dengan bantuan angin yang berhembus di bawahnya dapat mengangkat dan membawa permadani Nabi Sulaiman tersebut terbang ke udara dan pergi menuju ke mana pun yang dikehendakinya. Angin itu membawa permadani Nabi Sulaiman terbang dengan kecepatan perjalanannya di waktu pagi sebanding dengan perjalanan darat sebulan, dan begitu pula perjalanannya di waktu sore juga sebanding dengan perjalanan darat selama satu bulan. Disebutkan pula dalam perjalanan tersebut, kawanan burung-burung menaungi dan menjaga Nabi Sulaiman dari panas terik matahari sambil tetap terus mengiringi ke mana pun beliau pergi

Mungkin kah demikian?
Hanya Allahlah yang tau?

Bagaimana jika sekiranya tafsir kendaraan permadani Nabi Sulaiman adalah sebuah tafsir yang dikehendaki oleh kaum Yahudi untuk diyakini oleh umat Islam.

yang tujuannya adalah agar umat Islam tidak mengetahui rahasia yang sebenarnya tentang teknologi kendaraan terbang Nabi Sulaiman ini. Sehingga setiap kali umat Islam membaca ayat tersebut yang dibayangkannya adalah sosok Nabi Sulaiman yang tidak jauh berbeda dengan Aladin yang mengendarai permadani terbang.

Itulah yang memang diinginkan oleh orang-orang Yahudi, yaitu paradigma berpikir kita saat membaca Al-Qur’an diupayakan sama seperti paradigma berpikir kita saat membaca buku-buku cerita dongeng, sehingga kita tidak memperoleh ilmu apa-apa saat membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Sementara orang-orang Yahudi sendiri, yang diam-diam begitu menyakini kebenaran Al-Qur’an, membaca kitab suci umat Islam tersebut dengan paradigma atau sudut pandang yang amat jauh berbeda. Mereka membacanya dari sudut pandang sains dan teknologi, sehingga mereka memperoleh banyak manfaat dan rahasia ilmu pengetahuan tingkat tinggi yang tersimpan dalam Al-Qur’an

Sementara umat Islam terjebak dalam perangkap yang secara tidak langsung telah menyamakan sosok Nabi Sulaiman dengan Aladin. Kita mungkin tidak sadar bahwa film kartun Aladin yang dibuat oleh Disney telah meracuni pemikiran kita dan dikatakan bahwa Sosok tokoh Aladin dalam film kartun Disney itu sebenarnya adalah bentuk olok-olok kaum Yahudi terhadap sosok Nabi Sulaiman yang diyakini dalam sudut pandang/paradigma berpikir umat Islam.

Perhatikanlah tokoh-tokoh dalam film kartun Aladin buatan Disney tersebut, ada permadani terbang, ada jin, ada burung beo yang bisa berbicara selayaknya burung hud hud, juga monyet yang memakai rompi dan peci yang mungkin merupakan representasi orang Islam menurut sudut pandang mereka. Ini semuanya adalah dongeng Yahudi yang sengaja dihembuskan untuk menyesatkan paradigma berpikir umat Islam, karena yang sebenarnya tidaklah demikian.

Teknologi pesawat atau kendaraan terbang sebenarnya sudah dikenal oleh peradaban umat manusia di masa lampau. Namun fakta ini selalu ditutup-tutupi dan diabaikan oleh para ilmuwan dan sejarawan. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang kendaraan terbang Nabi Sulaiman tersebut adalah salah satu bukti yang mengisyaratkan akan fakta ini. Selain isyarat petunjuk dari Al-Qur’an, terdapat pula sejumlah referensi mengenai teknologi kendaraan terbang yang telah ditemukan oleh peradaban umat manusia di masa lampau. Salah satunya ialah kendaraan terbang bangsa India kuno yang dikenal dengan nama Vimana.

Pada surah Saba ayat 34 dijelaskan:

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku/sumbu). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. QS Saba’ (34:13

Kata "piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku/sumbu)", ini bisa diartikan luas, bisa berarti pada masa itu telah diciptakan kendaraan berbentuk piring dengan sumbu atau api dibawahnya (sebagai penggeraknya).

Jika demikian muncullah sebuah pertanyaan?
Semaju apakah zaman Nabi Sulaiman?

Menurut referensi yang diketahui, kebesaran dan kemajuan jaman Nabi Sulaiman tidak akan dapat disamai oleh generasi berikutnya. Hal itu tercantum dalam doa Nabi Sulaiman seperti yang tercantum pada Al Qur’an Surat Shaad (38:35)

Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar